Hot News : Gunung Merapi Meletus Masjid Mbah Maridjan dan 2 Sapi yang Perkasa

Gunung Merapi Meletus Masjid Mbah Maridjan dan 2 Sapi yang Perkasa 


 Sleman - Kawasan Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, luluh lantak diguyur awan panas Gunung Merapi. Dusun Mbah Maridjan ini seperti kota mati. Namun, masjid Kinahrejo masih tetap tegak berdiri. Juga ada dua sapi yang perkasa dan berdiri tegak.

Pemantauan detikcom, Rabu (27/10/2010), kawasan Pakem yang sebelumnya asri dengan warna hijau, karena banyak pepohonan, kini menjadi kering kerontang. Hanya warna coklat dan hitam yang mendominasi. Debu vulkanik menutupi semua yang ada di kawasan Kinahrejo, termasuk rumah-rumah yang porak-poranda dan pepohonan yang bertumbangan.

Di tengah porak-porandanya bangunan-bangunan di Kinahrejo, masjid Kinahrejo, tampak masih utuh dan kokoh berdiri. Di masjid inilah, Mbah Maridjan dan warga dusun biasanya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Meski berselimut debu, masjid yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah Mbah Maridjan itu terlihat masih kokoh. Hanya saja, banyak genting di beberapa bagian yang bolong, terkoyak oleh kerikil-kerikil panas yang menyembur dari perut Gunung Merapi. Di sekeliling masjid, pohon-pohon tampak mati, penuh dengan debu.

Yang tak kalah menarik lainnya, ada dua sapi di desa ini yang masih hidup. Dua sapi jenis Fries Holland, sapi penghasil susu itu, masih tegak berdiri pagi tadi. Namun, kondisi sapi ini memang mengenaskan. Dua sapi ini tetap berdiri di pinggir bangunan rumah yang sudah porak-poranda, tak ada air dan makanan di sampingnya.

Sekujur tubuh dua sapi itu terdapat luka bakar. Sebagian kulitnya mengelupas dan melepuh. Kesaksian salah seorang Tim Evakuasi yang mendatangi kawasan ini pada Selasa (26/10/2010) malam, dua sapi itu masih bisa melenguh. Kini, dua sapi itu ditangani Tim SAR untuk diselamatkan.

Hingga pukul 11.40 WIB, Tim SAR masih terus menyisir kawasan Desa Umbulharjo dan Kepuhharjo. Tumpukan debu yang cukup dalam dan tumbanganya banyak pohon cukup menyulitkan Tim SAR dalam melakukan penyisiran. Suasana dusun itu memang mengerikan setelah diguyur material Merapi yang diprediksi bersuhu 600 derajat Celcius itu.
 



Wedhus Gembel Tak Terlihat Lagi, Tapi Merapi Masih Zona Merah 

Jakarta - Wedhus gembel yang menjadi pertanda letusan Gunung Merapi tidak terlihat lagi hingga pagi ini. Meski demikian, Merapi masih berstatus zona merah. Gempa-gempa kecil masih tercatat.

"Gempa sudah tidak sesering sebelum erupsi. Gempa-gempa kecil tetap ada namun tidak berbahaya," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (27/10/2010) pukul 10.30 WIB.

Berkuranganya aktivitas gempa di Merapi bisa dilihat dari alat pengukur aktivitas gempa (seismograf) yang dipasang di 4 titik.

4 Titik seismograf tersebut terletak di Klatakan/Babadan/Magelang (sisi barat); Pusunglondon/Selo/Boyolali (utara); Deles/Klaten (timur/tenggara); dan Plawangan/Turgo/Kaliurang (selatan).

"Aktivitas awan panas (wedhus gembel) juga sudah tidak keluar lagi," katanya.

Subandriyo tidak dapat memastikan apakah kawasan lereng Gunung Merapi sudah bisa dinyatakan aman untuk ditempati warga.

"Itu wewenang Pemda untuk menyatakan aman, kita bertugas mengawasi Gunung Merapi. Tapi yang pasti saat ini masih dalam zona merah," kata Subandriyo.

Sebelumnya Subandriyo memaparkan, letusan Merapi yang terjadi Selasa (26/10/2010) pukul 17.02 WIB, berbeda dengan aktivitas letusan yang terjadi pada tahun 2006. Karakteristik letusan Merapi yang terjadi kemarin adalah eksplosif (ledakan) dan bukan elusif (aliran), ditandai dengan dentuman dan dimuntahkannya hawa panas dengan suhu sekitar 500 derajat Celsius.

Sejak Senin pukul 06.00 WIB, status Merapi telah naik ke tingkat Awas. Semua warga dievakuasi, namun masih ada saja yang enggan mengungsi seperti Mbah Maridjan dan sejumlah tetangganya. Sebanyak 26 orang tewas dalam musibah alam ini, termasuk Mbah Maridjan dan tetangganya.
sampleads2


Download More:

0 komentar: