skip to main |
skip to sidebar
Hot News : Klaim Menkominfo Soal 90% Situs Porno Diblokir Diragukan
Klaim Menkominfo Soal 90% Situs Porno Diblokir Diragukan
JAKARTA - Awal pekan lalu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengklaim bahwa Kemenkominfo sudah berhasil menutup sekira 90 persen situs porno. Namun hal tersebut dipertanyakan, khususnya metode yang digunakan oleh pemerintah.
Pengamat internet dan telematika Abimanyu Wachjoewidajat mengatakan klaim Menkominfo itu diduga hanya tebakan super jitu atau gold achievment saja. Pasalnya ada beberapa pendapat secara telematika yang sangat logis yang dapat mematahkan klaim Tifatul.
"Kalau bisa menyatakan 90 persen akses sudah ditutup itu berarti menkominfo sudah mengetahui jumlah total seluruhnya situs porno di dunia. Padahal tidak ada siapapun di dunia ini, bahkan Larry page dan Sergey Brin (Google) juga tidak dapat mengetahui jumlah pastinya. Jangan-jangan mungkin Kemkominfo punya metoda hebat yang bisa mengakses seluruh DNS server di dunia, atau malah memang punya jurus tebak jitu (SUPER MIND)," kata Abimanyu, melalui email yang diterima okezone, Kamis (28/10/2010).
Abah, panggilan akrab Abimanyu, juga mengatakan bahwa di dunia internet untuk memblokir akses ke suatu situs itu pekerjaan 'amat amat sangat mudah banget banget', bahkan dia berani menyatakan itu adalah kemampuan termudah setelah “mengakses situs”, yang hanya memasukan alamat situs ke address lalu tekan enter.
"Untuk memblokir situs caranya sama yaitu memasukan alamat situs juga, tetapi ke blacklist atau membuangnya dari whitelist. Jadi kalau memang sudah tahu seluruhnya, ngapain juga cuma nutup 90 persen gak sekalian 100 persen?," tanyanya heran.
Selain itu dia juga mengatakan, domain sifatnya sangat dinamis, misal hari ini 20 juta, besok bisa 30 juta (tambahan situs baru), lusanya 25 juta (mungkin tutup/bangkrut). Nah, ada lagi yang ganti nama (jumlah sama). Nah yang perlu dipantau adalah situs-situs baru dan yang ganti nama (karena penanganannya sama seperti situs baru).
Ini semakin rumit, karena kalau memang 90 persen akses sudah diblokir, maka Abimanyu memastikan rata-rata akses kecepatan ISP akan drop. Karena setiap subscriber melakukan akses diluar whitelist maka server ISP tersebut harus mencari dulu domain tersebut di daftar blacklist, yang jumlahnya jutaan.
"Bayangkan jutaan data dicocokan dengan puluhan juga pengakses internet. Wow, overall it gives us a great waste of time. Lama-lama kemacetan bukan hanya di Jakarta tapi di internet juga. Kasihan bangsa kita ya?" sindirnya.
Abimanyu menilai, sebenarnya yang patut dijadikan pernyataan bila kominfo menyampaikannya, ada sekian situs yang sudah diblokir, bukan secara persentasi, biarkan publik yg menilai sendiri apakah 'sekian' itu termasuk kinerja yang baik atau masih kurang.
**********************************************************************************************
64% Netters di Indonesia Berusia 15-19 Tahun
JAKARTA - Menkominfo Tifatul Sembiring mengatakan di Indonesia jumlah pengguna internet baik sambungan tetap maupun mobile mencapai sekira 45 juta.
"64 persennya berusia antara 15-19 tahun, di mana beberapa orang menyebut generasi ini adalah Netizen, generasi yang lahir setelah 90-an," kata Tifatul disela acara Rakornas Kemkominfo 2010 di Jakarta, Senin (25/10/2010).
Tifatul menegaskan, generasi ini adalah generasi yang ketika lahir sudah mengenal keyboard dan monitor atau generasi yang sudah akrab dengan pemanfaatan TIK, termasuk internet.
"Dengan semakin meluasnya pemanfaatan TIK di berbagai sektor kehidupan masyarakat telah menyebabkan terbukanya peluang nagi penyalahgunaan TIK yang lebih dikenal dengan cybercrime," kata Tifatul.
Rakornas kali ini mengusung tema 'Gerakan Nasional Internet Sehat dan Aman' (Gema Insan). Rakornas ini mencoba untuk mensosialisasikan penggunaan internet secara sehat dan aman ke berbagai kalangan sehingga internet dapat memberi manfaat dan nilai tambah bagi masyarakat. Selain itu Rakornas juga bertujuan untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan komprehensif, dan penetapan langkah-langkah strategis untuk gerakan nasional internet sehat dan aman. Selain itu juga dengan sasaran bagi terlaksananya koordinasi yang interaktif dan berkelanjutan antara Kemkominfo dan para pemangku kepentingan, instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Pembangunan bangsa melalui penyediaan akses informasi dan pendayagunaan teknologi informasi bagi seluruh masyarakat yang juga berfungsi sebagai pembentuk karakter bangsa perlu diimbangi dengan upaya penyediaan kuantitas konten yang berkualitas, dan aman dalam meminimalisir dampak negatif," kata Tifatul.
Sementara itu, staf ahli Menteri Pendidikan Nasional bidang kerjasama hubungan internasional, Herwindo mengatakan, data Kementerian Pendidikan Nasional dari jumlah 60 juta pelajar hanya 20 persen saja yang bisa mengakses internet. Meski demikian 20 persen inilah yang harus diawasi.
Download More:
0 komentar:
Post a Comment